November 24, 2013

Langit ansur kelam

Saat itu aku masih di bawah
termenung merenung murung
dalam anganku kian terasah kabus wajahmu
seseorang yang ingin aku dakap
dengan hati yang mendengus sarat terisi diri.

Ingin aku hembus liur,giur di hadapanku
di hadapan arus mata liar mu
seperti canggung membatu bagi aku
langsung kau datang membawa riak ceria
langsung kau datang membawa uja gembira
langsung tak tersedar aku terbias biasa.

Masa aku tidak muda ke depan
namun terus aku mengolah teknik imbas muka di belakangnya
berapa lama aku akan terus menduga riakmu
aku bangun
mata cerah harimu ansur kelam
aku kira, mungkin kau katakan masa tak menunggu
jalan-jalan indah terisi padu
tetap ada liku di balik cerita ini
aku bangun tanpa erangan keluh
tanggungjawab aku tak tertangguh
aku bangun, kerling ke kanan dan kiri
kau ansur kelam
aku menyapa malam.

Dadamu penuh cerita
saat kau sedih kau alirkan air kesedihan itu kepada aku
saat kau gembira semacam tersembur air kegembiraan itu
saat kau ingin merintih kau ansur kelam kelabu.